seputarborneo.news@gmail.com

082152561188

Angka Pengangguran di Kotim Turun

by Redaksi - Tanggal 11-07-2024,   jam 12:41:38
Bupati Kabupaten Kotim, H Halikinnor saat menyampaikan sambutan dalam acara. (FOTO: ISTIMEWA)

SB, SAMPIT - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengatakan bahwa angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di wilayah setempat dalam tahun terakhir mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

"Alhamdulillah berdasarkan data, angka tingkat pengangguran di daerah kita ada mengalami penurunan," kata Bupati Kotim, Halikinnor, Rabu (10/7/2024).

Halikin menjelasjan, untuk wilayah Kotim sendiri TPT tahun 2023 ada sebesar 4,77 persen atau 10.124 jiwa dari jumlah penduduk sekitar 500 ribu jiwa. Jika mengacu pada data tahun sebelumnya, TPT Kotim tahun 2023 sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022 lalu.

"Walaupun angka pengangguran terbuka di daerah kita mengalami penurunan, kondisi ini tetap harus tapi menjadi perhatian semua pihak," ujarnya.

Halikin mengatakan, dengan kondisi ini di Kotim masih lebih tinggi dari TPT Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang berada di angka 4,10 persen. Menurutnya, Tingginya pengangguran didaerah ini didominasi dikalangan lulusan SMK/SMA sederajat.

"Hal tersebut menunjukkan pentingnya penyesuaian antara pendidikan dan kebutuhan pasar kerja," ungkapnya.

Selain itu, struktur angkatan kerja di Kotim juga mengharuskan pemerintah untuk mampu mengurai permasalahan dan isu-isu serta upaya antisipatif terhadap implikasi konvergensi teknologi, melalui re-desain kebijakan dan strategi ketenagakerjaan yang adaptif, resiliensi dan inklusif.

"Kebijakan tersebut meliputi transformasi pendidikan dan pelatihan vokasi, optimalisasi sistem informasi dan layanan pasar kerja, perluasan kesempatan kerja, jaminan sosial dan perlindungan tenaga kerja yang adaptif serta hubungan industrial yang harmonis. Dengan kebijakan tersebut diharapkan mampu mengurangi angka TPT ke depannya," harapnya.

Halikin menilai, ada beberapa tantangan dalam pembangunan ketenagakerjaan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 diantaranya adalah bonus demografi diera industri 4.0 dan distrupsi terhadap hubungan kerja dan pasar kerja.

Hal ini membutuhkan tenaga kerja yang cakap secara teori dan praktikal, dengan keahlian sosial, kreatif, kemampuan memecahkan masalah kompleks, dan kalibrasi dengan digitalisasi serta analisis big data.

"Ketidaksiapan terhadap fenomena konvergensi teknologi informasi inilah yang menimbulkan efek negatif terhadap tingginya angka TPT di Kotim," tandasnya (f1/sb)