SB, SAMPIT - Aksi tawuran yang sering terjadi di Sampit akhir-akhjr ini mendapat sorotan tajam anggota DPRD Kabupaten Kotim Riskon Fabriansyah.
"Terkait tawuran yang terjadi akhir-akhir ini ya pastinya ini adalah fenomena baru terkait kenakalan remaja. Mungkin karena pengaruh dari sosial media intinya ini sangat merugikan banyak pihak", kata Riskon, Senin (9/9/2024).
Menurutnya, harus memperketat berbagai regulasi yang sifatnya pencegahan dan orang tua harus melakukan pengawasan super ketat terhadap perilaku anak yang menyimpang ke arah tindakan kekerasan.
"Pertama memang ini tanggung jawab dari kita semua, terutama orang tua, pemerintah maupun semua stakeholder. Perlu adanya patroli rutin oleh aparat keamanan untuk menekan terjadinya aksi tawuran remaja," jelasnya.
Kemudian, perlu juga dilakukan upaya-upaya preventif yang dilakukan oleh tokoh masyarakat ormas atau mungkin organisasi keagamaan dalam rangka memberikan edukasi kepada komunitas-komunitas remaja yang ada di Sampit untuk mengarahkan ke arah yang lebih positif.
Dirinya juga berharap harus adanya tambahan sanksi sosial, dengan begitu para pelaku yang terlibat tawuran bisa mengubah perilakunya. Menurutnya, pemerintah perlu memodifikasi metode agar para pelajar tak terjerumus pada aksi kekerasan.
“Saya setuju ditegakkan semaksimal betul punishment bagi pemuda yang status pelajar yang ikut melakukan tindak kekerasan ini. punishment ini saya mendorong 2 hal, pertama ditegakkan semaksimalnya hukum positif kita, kedua ditegakkan pula hukum sosial,” ucapnya.
Lebih lanjut, Riskon mendorong agar pemerintah membuat kebijakan untuk pelaku tawuran. Menurutnya, tren kekerasan para pemuda yang terus meluas disebabkan karena dampak dari bebasnya anak-anak mengakses media sosial (medsos). (f1/sb)