seputarborneo.news@gmail.com

082152561188

Kala Api Hanguskan Gereja Bersejarah Palangka Raya

by Redaksi - Tanggal 25-09-2024,   jam 06:06:03
Kondisi Gereja Maranatha pasca kebakaran pada Selasa (24/9/2024). (FOTO:SEPUTAR BORNEO)

SB, PALANGKA RAYA – Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Maranatha yang baru-baru ini terbakar merupakan gereja tertua nomor dua yang ada di Kota Palangka Raya. Gereja itu setidaknya sudah berusia 56 tahun.

Gereja Maranatha merupakan gereja tempat umat Kristiani, khususnya Jemaat GKE Langkai, beribadah. Gereja ini terbakar pada Selasa (24/9/2024) bersama dengan sekolah SMP Kristen Palangka Raya yang juga ikut terbakar.

Gereja ini merupakan salah satu yang tertua. Dari informasi yang dikumpulkan Tim Seputar Borneo, penelusuran sejarah gereja ini dimulai pada 2019. Saat itu Umat dari GKE Langkai ingin mengadakan ibadah ulang tahun gereja, namun mereka tidak mengetahui pasti usia gereja tersebut.

Adalah Majelis Umat GKE Langkai lah yang menelusuri selama 11 hari dengan metode wawancara umat dari rumah ke rumah. Mereka berjumpa dengan berbagai tokoh Kristen di Kota Palangka Raya.

Pada 1966-1967, setidaknya terdapat 30 lebih umat Kristen yang setiap Minggu beribadah di salah satu gedung sekolah dasar di Komplek Perumahan Chusus Palangka Raya (PCPR). Mereka juga melaksanakan sekolah minggu di komplek tersebut.

Lambat laun jemaat menginginkan gereja. Mereka pun membangun gereja secara swadaya hanya dengan kayu-kayu bulat. Salah satu tokoh yang diwawancara saat itu adalah ibu Annie Djanan yang mengatakan jika saat itu gereja yang terbuat dari kayu bulat itu berdiri di atas tanah berukuran kira-kira 4 meter x 6 meter.

Nama gereja Maranatha diberikan oleh Raden Roro Subianti Tundan, istri dari Drs. B.S Tundan. Gereja itu pun selesai dibangun pada 1968. Sayangnya belum diketahui pasti tanggal dan bulan pembangunannya.

Gereja pertama itu dinilai terlalu kecil untuk jemaat maka dibangun gereja Maranatha kedua tak jauh dari lokasi yang pertama pada tahun 1975. Gereja itu lah yang sampai saat ini berdiri dan engalami kebakaran. Gereja itu memiliki sejarah sebagai gereja yang selalu melayani umat Kristiani. Gereja pun menjadi besar hingga bisa membangun sekolah.

Sayangnya gereja bersejarah itu terbakar juga beberapa ruangan dalam SMP Kristen Palangka raya yang tidak jauh dari gereja.

Pendeta Yupriandi berharap gereja ini bisa dibangun kembali dan bisa beraktivitas normal. “Gereja ini jadi pusat aktivitas umat di komplek ini,” ujarnya. (sb)