seputarborneo.news@gmail.com

082152561188

Satpol PP Lamandau Amankan 12 Anak Punk

by Redaksi - Tanggal 16-01-2025,   jam 12:20:07
Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Lamandau Aprimeno Sabdey memberikan pemahaman kepada 12 anak punk yang diamankan. FOTO: SATPOL PP

SB, NANGA BULIK- Satuan Polisi Pamong Praja dan Damkar Kabupaten Lamandau mengamankan 12 anak punk yang meresahkan masyarakat. Selain mengamankan, pihaknya juga langsung memberikan pemahaman dan pembinaan, hal itu bertujuan agar tidak mengulanginya lagi, tidur-tidur di teras toko, sehingga cukup meresahkan masyarakat, pada Kamis (15/01/2025). 

Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Lamandau Aprimeno Sabdey mengatakan persoalan anak punk ini hampir terjadi di berbagai daerah, namun pihaknya selalu mengedepankan tindakan pendekatan secara persuasif. 

"Mereka tidur-tidur di teras toko emas di jalan Batu Batanggui, sehingga warga yang merasa resah melaporkan hal ini kepada kami," ujar Kasatpoldam, Aprimeno. 

Saat diamankan sekitar pukul 21.00 wib, mereka langsung naik ke mobil patroli untuk dibawa ke kantor, tanpa melakukan perlawanan. Mereka mengaku hanya numpang tidur sebelum melanjutkan perjalanan menuju kalimantan Barat, untuk menghadiri acara musik komunitas mereka Setelah diberi arahan, mereka kemudian diserahkan kepada dinas sosial Kabupaten Lamandau. 

"Asalnya beraneka ragam, ada dari bogor, makasar, balikpapan, dll. Sudah kita serahkan ke Dinas Sosial untuk di pulangkan ke tempat asal nya masing-masing," tegasnya. 

Kepala dinas sosial kabupaten Lamandau, Syaifuddin zuhri saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pihaknya telah memberikan pembinaan terhadap 12 anak Punk yang berasal dari luar daerah tersebut. 

"Dua orang berhasil kita "insyafkan" Dan mau dipulangkan ke daerah asalnya di Bogor. Sementara 10 orang kita antarkan sampai perbatasan untuk melanjutkan perjalanan ke Kalimantan Barat," ujarnya.

Menurutnya, kehadiran anak-anak punk yang meresahkan masyarakat ini masuk kategori penyandang masalah kesejahteraan sosial.

"Pada umumnya mereka berasal dari luar daerah. Seringkali saat kehabisan biaya, mereka meminta-minta di jalanan," pungkasnya (by/sb)