SB, SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) meluncurkan inovasi SIDINI CENTING (Aksi Dini Cegah Stunting), sebagai langkah strategis untuk menekan angka stunting yang masih tinggi di wilayah tersebut.
Program ini merupakan upaya terintegrasi yang mengedepankan deteksi dini dan penanganan langsung terhadap balita yang mengalami gangguan gizi.
Wakil Bupati Kotim, Irawati, menyampaikan optimisme atas peluncuran program ini. Ia menjelaskan bahwa SIDINI CENTING dimulai dari pelacakan awal melalui Posyandu, kemudian dilanjutkan dengan intervensi langsung oleh tim lintas sektor yang terdiri dari dokter, bidan, perawat, petugas gizi, dan petugas kesehatan lingkungan.
“Tim ini akan turun langsung ke rumah-rumah warga untuk melakukan kunjungan dan intervensi secara menyeluruh,” ujar Irawati, Jumat (4/7/2025).
Irawati mengakui bahwa Kotim saat ini mencatat angka stunting tertinggi di Kalimantan Tengah. Selain karena jumlah penduduk yang besar, tantangan geografis dan aksesibilitas menjadi hambatan dalam menjangkau seluruh wilayah secara merata.
“Masih banyak daerah yang hanya bisa diakses lewat jalur darat ekstrem bahkan lewat penyebrangan air. Ini membutuhkan tenaga dan strategi ekstra dalam pelaksanaan program,” jelasnya.
Sebagai bagian dari pendekatan pencegahan sejak hulu, Pemerintah Kotim juga mulai menyasar edukasi kepada calon pengantin tentang pentingnya kesiapan kesehatan sebelum menikah untuk mencegah stunting sejak dini.
“Saya yakin, dengan gotong royong, kerja sama lintas sektor, serta komitmen dari seluruh elemen masyarakat, Kotim mampu menurunkan angka stunting secara signifikan dan menjadi contoh bagi daerah lain di Kalimantan Tengah,” pungkas Irawati. (f1/sb)