SB, PALANGKA RAYA - Plt Kepala Dinas Perkebuna (Disbun) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), H Rizky R Badjuri menerima kunjungan Rektor Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) H Muhammad Yusuf beserta rombongan, di ruang rapat kantor setempat, Jumat (27/1/2023) sore.
Rizky Badjuri sapaan akrab Plt Kepala Disbun Kalteng mengatakan, bahwa perkebunan merupakan salah satu komoditas paling luas mencapai 85 persen di Kalteng dengan izin resmi sebanyak 300 dan 195 yang sudah operasional panen.
"Sebagai Kepala Dinas Perkebunan saya dan seluruh jajaran dengan santun meminta kepada Rektor UMPR baru, agar bisa memberikan pendampingan akademis kepada pihaknya yang kini sedang getol memperjuangkan kewajiban plasma perusahaan sawit," ucapnya.
Selain itu katanya, keinginan besar bapak Gubernur Sugianto Sabran saat ini adalah memperjuangkan kewajiban 20 persen plasma perusahaan sawit untuk masyarakat dan tentunya tidaklah mudah.
"Tentunya dalam hal tersebut pemerintah mendorong untuk kewajiban plasma berbentuk kemitraan yang bisa dikembangkan, seperti pemenuhan kesehatan masyarakat dan beasiswa pendidikan," tambahnya.
Menurutnya, Dinas Perkebunan Kalten sendiri akan mendorong untuk bisa direalisasikan pihak perusahaan, agar tidak ada lagi kesenjangan antara masyarakat asli daerah dengan pendatang yang bekerja di perusahaan sawit.
"Maka dari itu agar hal tersebut terwujud tentunya sangat membutuhkan peran akademisi seperti dalam hal pendampingan atau pendidikan," lanjutnya.
Sementara itu, Rektor UMPR, H Muhammad Yusuf menyampaikan, pihaknya akan siap bersinergi dengan Pemprov Kalteng, jadi kalau memang dibutuhkan untuk percepatan plasma di Kalteng tentu akan siap. Apa lagi terkait pendidikan bagi anak-anak karyawan dan karyawan di suatu perusahaan.
"UMPR memiliki program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang sudah mendapatkan sertifikat dari Kementerian Pendidikan, untuk semua program studi di S1 bahkan S2," tuturnya.
Hal ini tentunya akan memudahkan, seperti calon mahasiswa dari karyawan perusahaan yang mempunyai ijazah SMA, dibeasiswai oleh tempat ia bekerja, lalu aktivitasnya apapun di sana, dan itu akan dihargai sebagai kegiatan akademik.
"Calon mahasiswa dari perusahaan menjalani aktivitas perkuliahan itu tidak harus meninggalkan pekerjaannya, dia tetap di sana bahkan nanti kampus yang akan membawa dosen ke sana, dan aktivitas lainnya melalui tekhnologi zoom," ungkapnya. (yud/ok)