seputarborneo.news@gmail.com

082253082672

Cerita Pedagang Sembako Ibu Suminah di Warungboto

by Redaksi - Tanggal 20-09-2022,   jam 03:43:13
FOTO BERSAMA : Dewi Juliati berpose bersama ibu Suminah, pemilik warung sembako Sumber Rezeki di Jalan Babatan, Warungboto, Yogyakarta. FOTO : ISTIMEWA

SB, YOGYAKARTA - Sebagai seorang mahasiswi di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Dewi Juliati dari Kelas 3A1 berupaya menyampaikan laporan hasil tugas wawancara pada Senin 12 September 2022 pukul 15.00 WIB.

Narasumber yang diwawancara adalah Suminah pemilik warung sembako Sumber Rezeki di Jalan Babatan, Warungboto, Yogyakarta. Dengan tujuan untuk mengetahui proses usaha pedagang kelas menengah yang ada.

Hasil laporan yang disampaikan ini adalah tugas yang diberikan Dosen, Ignatus Soni Kurniawan, S.E,M.Sc. 

Ibu Suminah adalah seorang pedang sembako yang bertempat di rumah pribadinya. Setiap harinya ibu Suminah melakukan kegiatan yang sama, yaitu kegiatan jual beli di warung sembako miliknya yang sudah berlangsung 3 tahun terakhir, tepatnya dimulai pada tahun 2018. 

Ibu Suminah memilih menjalankan usaha tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Awal mula ibu Suminah mendirikan usahanya hanya dengan bermodalkan Rp 800.000, hingga semakin hari pemasukan semakin meningkat. 

Dan sekarang modal yang dikeluarkan ibu Suminah setiap bulannya mencapai 1.200.000. Untuk mengurangi beban pengeluaran, ibu Suminah tidak menggunakan jasa karyawan namun dia dibantu sang suami dan anaknya. 

Menurut Dewi Juliati, ibu Suminah mengatakan bahwa omset yang diperoleh dari usahanya saat ini mencapai Rp 2.000.000 dalam satu bulan.

"Teknik pemasaran yang dilakukan oleh ibu Suminah dijalankan dengan membuat ruko kecil di rumah pribadinya. Beliau dengan gigihnya melakukan usaha ini dengan membuka tokonya lebih awal sekitar pukul 06.00 pagi dan menutup tokonya pukul 21.00 setiap harinya," ucapnya.

Yang dijual, katanya, yaitu berbagai macam kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak dan lain-lain. Dan juga berbagai macam minuman dan makanan ringan yang dijual. 

Selain itu, ibu Suminah juga menambahkan bahwa ada suka dukanya dalam menjalankan usaha kecilnya tersebut. Dimulai dari dukanya bahwa beliau tidak setiap hari dan setiap waktu tokonya laris manis dan juga semakin banyaknya toko-toko sembako disekitar juga mempengaruhi penjualan. Sedangkan untuk sukanya, apabila setiap harinya banyak pembeli berdatangan sehingga pemasukan kian meningkat.

"Kata beliau untuk menghadapi dukanya yaitu, yaitu dengan terus semangat tidak putus asa, berdoa dan ikhtiar dalam menjalankan usahanya tersebut dan juga melakukan berbagai teknik penjualan seperti melakukan promo sembako," tuturnya. (ok)