Komisi III DPRD Kotim saat gelar rapat pembahasan RAPBD 2026.
SB, SAMPIT – Anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Marudin, menyoroti keterbatasan layanan cuci darah atau hemodialisis (HD) di RSUD dr Murjani Sampit. Ia meminta pihak rumah sakit segera mengambil langkah konkret agar seluruh unit mesin yang tersedia dapat beroperasi optimal.
Menurut Marudin, dari total 21 unit mesin HD yang dimiliki RSUD dr Murjani, hanya sekitar 12 unit yang saat ini berfungsi. Kondisi ini dinilai menyebabkan antrean panjang pasien dan menghambat pelayanan kesehatan.
“Dari laporan sebelumnya hanya sekitar 50 persen mesin yang beroperasi. Bagaimana kelanjutannya agar 21 atau semua mesin itu bisa difungsikan,” ujarnya, Senin (27/10/2025).
Marudin menyebut, banyak masyarakat mengeluhkan antrean panjang layanan cuci darah melalui media sosial. Ia bahkan mengaku sering ditandai oleh warganet dalam unggahan keluhan terkait pelayanan tersebut.
Ia menilai, apabila seluruh mesin HD dapat dioperasikan, hal itu tidak hanya mengurangi beban antrean pasien, tetapi juga menekan jumlah pasien yang harus berobat ke luar daerah.
“Dengan begitu, pasien akan diuntungkan dari sisi waktu dan biaya, sementara pihak rumah sakit juga akan mendapatkan peningkatan pendapatan BLUD,” jelasnya.
Politisi ini juga mengingatkan agar pihak rumah sakit berhati-hati dalam menyampaikan informasi ke publik mengenai fasilitas layanan. Menurutnya, klaim tersedianya 21 mesin HD namun belum semua berfungsi bisa menimbulkan kekecewaan dan ketidakpercayaan masyarakat.
“Harus ada langkah serius, jangan sampai masyarakat sudah mendengar ketersediaan 21 mesin HD tapi kenyataannya belum beroperasi,” tegasnya.
Marudin pun berharap peningkatan kualitas layanan kesehatan, khususnya di RSUD dr Murjani, dapat menjadi prioritas utama dalam penggunaan anggaran tahun depan.
“Kita berharap peningkatan layanan kesehatan menjadi prioritas utama,” pungkasnya. (f1/sb)