seputarborneo.news@gmail.com

082253082672

Bupati Heriyus Lantik Tiga Damang Kepala Adat di Murung Raya

by Redaksi - Tanggal 29-10-2025,   jam 10:02:13
Bupati Murung Raya (Mura), Heriyus foto bersama setelah melantik, mengambil sumpah janji jabatan, dan mengukuhkan tiga Damang Kepala Adat untuk wilayah Kedamangan Sungai Babuat, Tanah Siang Tengah dan Tanah Siang Timur. Prosesi pelantikan berlangsung di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Tira Tangka Balang, Puruk Cahu, Selasa (28/10/2025). FOTO: ANG/SB

SB, PURUK CAHU – Bupati Murung Raya (Mura), Heriyus, secara resmi melantik, mengambil sumpah janji jabatan, dan mengukuhkan tiga Damang Kepala Adat untuk wilayah Kedamangan Sungai Babuat, Tanah Siang Tengah dan Tanah Siang Timur. Prosesi pelantikan berlangsung di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Tira Tangka Balang, Puruk Cahu, Selasa (28/10/2025).

Kegiatan ini turut dihadiri Wakil Bupati Mura, Rahmanto Muhidin, unsur Forkopimda, pengurus Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Mura, pejabat perangkat daerah, Damang Kepala Adat terpilih, para Mantir Adat, serta tamu undangan lainnya.

Adapun tiga Damang Kepala Adat yang dilantik tersebut ialah: Gusmanto sebagai Damang Kepala Adat Kedamangan Tanah Siang Tengah, Tono Setiawan sebagai Damang Kepala Adat Kedamangan Tanah Siang Timur dan Olitro sebagai Damang Kepala Adat Kedamangan Sungai Babuat

Dalam sambutannya, Bupati Heriyus menyampaikan apresiasi kepada Damang Kepala Adat sebelumnya atas pengabdian, dedikasi, dan perannya dalam menjaga tatanan sosial masyarakat adat di wilayahnya masing-masing.

Bupati menegaskan bahwa lembaga adat merupakan mitra strategis pemerintah daerah dalam menjaga ketertiban sosial, menyelesaikan sengketa adat, serta melestarikan nilai-nilai luhur budaya Dayak.

"Damang Kepala Adat adalah pengayom masyarakat sekaligus penjaga nilai-nilai adat dan budaya Dayak yang berlandaskan falsafah Huma Betang," tegas Bupati Heriyus.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Mura, Lynda Kristiane, menyampaikan bahwa pelantikan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara lembaga kedamangan, mantir adat, dan Pemerintah Daerah, sehingga pelaksanaan pembangunan tetap selaras dengan nilai adat serta kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat. (Ang/sb)